Bagi
masyarakat Islam Indonesia khusunya,dan Dunia pada umumnya , nama Abu Nawas
atau Abu Nuwas sering didengar, apalagi penggemar kumpulan dongeng 1001 malam.
Semula saya kira abu nawas hanyalah karakter ciptaan seseorang, tetapi setelah
meng’google’ing (gugling) tahulah saya bahwa abu nawas itu nyata. Abu Nawas
merupakan gelar dari seorang yang bernama Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami
yang dikenal karena kelihaian dan kecerdikannya melontarkan kritik-kritik dan
memecahkan masalah keagamaan dibungkus humor. ia adalah tokoh sufi, filsuf,
sekaligus penyair. Dia adalah pelawak pada zamannya, penghayal ulung, pencerita
yang baik dan juga pengarang cerita yang kreatif. Ia hidup di zaman Khalifah
Harun Al-Rasyid di Baghdad.
Abu
Nawas dilahirkan pada 145 H (747 M) di
kota Ahvaz di negeri Persia (Iran sekarang), dengan darah dari ayah Arab dan
ibu Persia mengalir di tubuhnya. Ayahnya, Hani Al-Hakam, merupakan anggota
legiun militer Marwan II. Sementara ibunya bernama Jalban, wanita Persia yang
bekerja sebagai pencuci kain wol. Sejak kecil ia sudah yatim. Sang ibu kemudian
membawanya ke Bashrah, Irak. Di kota inilah Abu Nawas belajar berbagai ilmu
pengetahuan.
Sikapnya
yang jenaka menjadikan perjalanan hidupnya benar-benar penuh warna.
Kegemarannya bermain kata-kata dengan selera humor yang tinggi seakan menjadi
legenda tersendiri dalam khazanah peradaban dunia. Kedekatannya dengan
kekuasaan juga pernah menjerumuskannya ke dalam penjara. Pasalnya, suatu ketika
Abu Nawas membaca puisi Kafilah Bani Mudhar yang dianggap menyinggung Khalifah.
Tentu saja Khalifah murka, lantas memenjarakannya yang selama di dalam penjara
semakin memperhalus budi, semakin mendekatkannya kepada sang Khalik.
Mengenai
tahun meninggalnya, banyak versi yang saling berbeda. Ada yang menyebutkan
tahun 190 H/806 M, ada pula yang 195H/810 M, atau 196 H/811 M. Sementara yang
lain tahun 198 H/813 M dan tahun 199 H/814 M. Konon Abu Nawas meninggal karena
dianiaya oleh seseorang yang disuruh oleh keluarga Nawbakhti—yang menaruh
dendam kepadanya. Ia dimakamkan di Syunizi di jantung Kota Baghdad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan pergi sebelum meniggalkan komentar sopan dan bijak